3 Permainan untuk Anak dengan ADHD
Pada anak dengan ADHD, seringkali anak mengalami kesulitan konsentrasi dan tidak bisa diam saat sedang belajar di kelas. Dalam bahasa Indonesia, ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dikenal dengan sebutan Gangguan Hiperaktif Defisit Perhatian (GHDP). Menurut DSM V (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders)¹ , ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan perilaku anak yang berlebihan dan tidak lazim yang ditandai dengan gangguan pemusatan perhatian dan gangguan konsentrasi (in attention), berbuat dan berbicara tanpa memikirkan akibat (impulsif) dan hiperaktif yang tidak sesuai dengan umurnya. Dengan adanya kondisi tersebut, seringkali mereka menemui tantangan dalam bidang akademik dan sosial.
Tanda-tanda perilaku umum ADHD yang sering dijumpai yaitu
- Kesulitan fokus atau mempertahankan atensi
- Hiperaktif
- Impulsif
- Kesulitan manajemen waktu
- Kesulitan menyelesaikan tugas
- Kesulitan membuat dan melaksanakan perencanaan
- Kesulitan dalam mengatur barang
- Mudah lupa
- Mudah marah
- Suka banyak bicara
Pada umumnya anak dengan ADHD banyak ditemukan memiliki gangguan proses sensori (sensory processing disorder) ². Terdapat penelitian yang mengungkapkan bahwa anak dengan ADHD memiliki gangguan pada proses sistem sensori, taktil ³, vestibular ⁴ ⁵ , proprioceptif ⁶ ⁷ ⁸, visual⁹, dan auditori¹⁰. Pada dasarnya kita memiliki 8 sensori, yaitu taktil, proprioseptif, vestibular, visual, auditori, olfaktori, gustatori, dan interoception.
Jika terdapat gangguan pada beberapa sistem sensori tersebut maka dapat menyebabkan anak kesulitan dalam meregulasi perilakunya. Hal tersebut dapat memengaruhi anak dalam menjalankan kehidupan fungsionalnya.
Peran keluarga disarankan untuk ikut serta dalam aktivitas permainan terapeutik yang dilakukan di rumah bersama anak dan buat suasana permainan menjadi semenarik mungkin agar anak tertarik dalam melakukan permainannya. Berikut contoh permainan yang berfokus pada input sensori vestibular, proprioseptif, dan visual untuk anak dengan ADHD.
1. Main Ambil Lompat Lempar! Anak diinstruksikan untuk melompat di atas barisan bean bag atau bantal kemudian lempar bola-bola kecil ke arah cone atau botol sampai terjatuh. Manfaat dari permainan ini adalah memberikan stimulasi pada sistem sensori vestibular, proprioceptif, visual, kontrol postural, eye-hand coordination, dan praxis/motor planning. Alat-alat yang perlu dipersiapkan: Bean bag atau bantal-bantal, cone atau botol-botol plastik, dan bola-bola kecil
2. Main Kepiting Mencari Makanan! Anak diinstruksikan untuk melakukan posisi berjalan seperti kepiting atau crab walk dengan mengikuti arah pola tali di atasnya sambil mengambil benda yang dijepit di atas tali kemudian lempar benda tersebut ke tempat yg sudah disediakan. Manfaat dari permainan ini adalah memberikan stimulasi pada sistem sensori vestibular, proprioceptif, visual, kontrol postural, dan penguatan pada core dan ekstremitas tubuh.
Alat-alat yang perlu dipersiapkan: Boneka-boneka kecil, tali, dan jepitan
3. Main Ambil dan Tarik! Anak diinstruksikan untuk duduk di atas scooter sambil memegang lycra yang sudah terikat di ujung dan anak menarik lycra sampai habis. Kemudian minta anak untuk mengambil beberapa mainan secara spesifik yang terkumpul dengan acak di lantai dekat sisi scooter. Setelah itu kumpulan mainan tersebut diletakkan pada tempat yg sudah disediakan. Manfaat dari permainan ini adalah memberikan stimulasi pada sistem sensori vestibular, proprioceptif, visual, kontrol postural, eye-hand coordination, dan penguatan pada kedua tangan. Alat-alat yang perlu dipersiapkan: Scooter, boneka-boneka kecil, dan kain lycra
Jika ingin mengikuti program terapi untuk anak kondisi ADHD bersama kami silahkan menghubungi admin kami di WA 08190591570 atau jika ada pertanyaan silahkan email kami di : terapipediasuit@gmail.com.
Penulis adalah terapis Okupasi Anak di PSLC.
Referensi:
1. DSM-5. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (2013). American Psychiatric Association.2. Ghanizadeh A. (2011). Sensory processing problems in children with ADHD, a systematic review. Psychiatry investigation, 8(2), 89–94. https://doi.org/10.4306/pi.2011.8.2.893. Bröring T. et al. (2008). Sex differences in tactile defensiveness in children with ADHD and their siblings. Dev Med Child Neurol Feb; 50:129.4. Moghadam SF. (2018). Vestibular therapy improved motor planning, attention, and balance in children with attention deficit hyperactivity disorders: a randomized controlled trial. Phys Med Rehabil Res 3: DOI: 10.15761/PMRR.10001715.Lotfi Y, Rezazadeh N, Moossavi A, Haghgoo HA, Rostami R, et al. (2017). Preliminary evidence of improved cognitive performance following vestibular rehabilitation in children with combined ADHD (cADHD) and concurrent vestibular impairment. Auris Nasus Larynx 44: 700-707.6. Piek, J., Pitcher, T.M., & Hay, D. (1999). Motor coordination and kinaesthesis in boys with attention deficit–hyperactivity disorder. Developmental Medicine & Child Neurology, 41.7. Demers, M., McNevin, N., & Azar, N. (2013). ADHD and Motor Control: A Review of the Motor Control Deficiencies Associated With Attention Deficit/Hyperactivity Disorder and Current Treatment Options. Critical Reviews in Physical and Rehabilitation Medicine, 25, 231-239.8. Wang, H., Huang, T., & Lo, S. (2011). Motor ability and adaptive function in children with attention deficit hyperactivity disorder. The Kaohsiung Journal of Medical Sciences, 27.9. Hyerim Jung, Young Jae Woo, Je Wook Kang, Yeon Woo Choi, and Kyeong Mi Kim. (2014). Visual Perception of ADHD Children with Sensory Processing Disorder. Psychiatry Investig. 2014 Apr; 11(2): 119–123. doi: 10.4306/pi.2014.11.2.11910. Dawes, Piers & Bishop, Dorothy. (2009). Auditory processing disorder in relation to developmental disorders of language, communication and attention: A review and critique Research Report. International journal of language & communication disorders / Royal College of Speech & Language Therapists. 44. 440-65. 10.1080/13682820902929073.