3 TANDA MENGENALI GANGGUAN SISTEM SENSORI AUDITORI PADA ANAK
Pernahkan Anda membayangkan saat berada di dalam Mall mendengar riuh suara dari anak-anak kecil menjerit-jerit sambil berlarian, dering handphone pengunjung, dan suara dari speaker Mall yang memutar lagu maupun mengumumkan informasi atau panggilan? Belum lagi jika Anda berada di area lobby Mall yang menggunakan pengeras suara. Selain pengeras suara terdengar juga suara MC, suara nyanyian, dan sebagainya. Dengan berbagai macam suara tersebut di sekitar kita, kita perlu fokus untuk menentukan arah jalan dan tujuan kita saat berada di Mall tersebut. Bagi kita yang tidak memiliki gangguan proses sensori, hal seperti itu biasa saja.
Namun bagi yang memiliki gangguan proses sensori terutama sistem sensori Auditori, suara-suara tersebut bisa menyakitkan pendengaran. Bahkan bisa berdampak pada emosi dan perilaku. Pada anak-anak yang memiliki gangguan proses sistem sensori Auditori akan kesulitan untuk mengadaptasikan input dari lingkungan sekitar. Namun sering kali orang tua tidak memahami kondisi ini. Kemungkinan perilaku yang sering ditunjukkan pada anak adalah menangis saat diajak ke Mall, lari dari arah suara yang dianggap mengganggu, menjerit saat mendengar suara pengering tangan di toilet umum serta menutup telinga saat ada suara konser musik yang sedang berlangsungdi dalam Mall.
Karena tidak paham kondisi tersebut, anak tersebut sering dikatakan cari perhatian, bertingkah aneh, bahkan dilabel nakal. Jika anak Anda ada menunjukkan salah satu perilaku seperti di atas, maka Anda perlu mengetahui bagaimana gangguan proses sistem sensori Auditori pada anak.
Sistem sensori Auditori sangat erat berhubungan dengan sistem sensori Vestibular dan Visual. Bahkan sistem sensori Auditori sangat berpengaruh pada regulasi dari arousal, emosi, rasa aman, koneksi, ritmik, pengertian posisi badan dalam ruang (spatial security), interaksi lingkungan dengan skema badan, integrasi bilateral dan sekuensi (Sumber: Sheila Frick, OTR/L, Vital Links). Jadi jika ada gangguan proses di sistem ini akan berpengaruh pada banyak area.
- 3 tanda anak memiliki gangguan pada sistem sensori Auditori/pendengaran
- 1. Anak menutup kuping dan menghindari suara blender, hair dryer, AC, vacuum cleaner atau tempat keramaian.
- 2. Anak mencari stimulus suara dari mainan/benda-benda lain yang memiliki suara khusus.
- 3. Anak kesulitan fokus saat di kelas karena mudah terdistraksi suara dari luar.
Ketiga hal ini adalah yang umum sering ditemui pada anak. Namun ada hal-hal lain yang juga sering ditemui, seperti : 1. Sering menunjukkan emosi yang berlebihan seperti cemas, marah dan sulit untuk menenangkan. 2. Tidak menyukai transisi atau perubahan situasi atau aktivitas. 3. Sulit makan seperti picky eater. 4. Kemampuan motorik terlambat, tidak sesuai dengan timingnya. 5. Kesulitan bersosialisasi.
Gangguan Proses Sensori ini bisa ditemui pada anak/dewasa yang memiliki kondisi seperti :
• Autism Spectrum Disorder
• Down Syndrome• Cerebral Palsy• Keterlambatan Tumbuh Kembang• Gangguan pada area Motorik.• Anak/dewasa neurotipikal• Anak yang sering cemas (Anxiety)• ADHD• SPD (Sensory Processing Disorder)
Pernah tahu program Therapeutic Listening? Therapeutic Listening adalah sebuah program intervensi evidence-based yang menggunakan musik terapi khusus yang didengarkan dengan headphone khusus. Hasil dari intervensi ini, anak-anak yang memiliki gangguan tersebut terlihat lebih mampu mentoleransi suara, lebih tenang, bisa lebih fokus, dan kemampuan interaksi sosial dan komunikasi juga meningkat. Dalam program ini, klien akan mendengarkan musik terapi sambil melakukan aktivitas stimulasi sensori, seperti berayun dengan swings, atau dengan Lycra.
Bagaimana program terapi yang menggunakan musik khusus bisa membantu kondisi anak dengan gangguan proses sensori? Seperti yang kami sebutkan di atas bahwa sistem sensori Auditori sangat erat berhubungan dengan sistem sensori Vestibular (sistem sensori Keseimbangan). Proses sistem sensori ini sangatlah kompleks, melalui musik terapi sistem vestibular dan auditori yang menjadi bagian dari inner ear mendapat stimulasi ritmik yang akan mempengaruhi sistem saraf yang berhubungan dengan area otak yang memproses sistem sensori.
Bagaimana mendapatkan program ini ? Klien perlu menjalani rangkaian asesmen sebelum menjalani program ini. Asesmen ini dilakukan oleh tim terapis di Prana Satya Learning Center (PSLC) melalui appointment. Hubungi staf admin kami untuk mendapatkan jadwal booking assessment di admin@pranasatyaindonesia.com atau via Whatsapp +6281905091570
Penulis adalah praktisi Therapeutic Listenings di PSLC, Jakarta Selatan.
Penulis adalah praktisi Therapeutic Listenings di PSLC, Jakarta Selatan.
Apakah ada riset dibalik program ini? Ya, tentu saja program ini merupakan Evidence-Based program. Berikut riset yang mendukung program TL. • Bazyk. S, Cimino, J, Hayes. K, Goodman, G. & Farrell, P. (2010). The use of therapeutic listening with preschoolers with developmental disabilities: A Look at the Outcomes. Journal of Occupational Therapy, Schools, & Early Intervention, 3(2), 124-138.
• Hall, L., & Case-Smith, J. (2007). The effect of sound-based intervention on children with sensory processing disorders and visual-motor delays. AJOT, 61(2), 209-215. doi:10.5014/ajot.61.2.209.
• Horn, S. D., & Gassaway, J. (2010). Practice based evidence: incorporating clinical heterogeneity and patient-reported outcomes for comparative effectiveness research. Medical care, 48(6), S17-S22.
• Swisher, A. K. (2010): Practice-Based evidence. Cardiopulmonary Physical Therapy Journal 21.2 4.
• Hall, L., & Case-Smith, J. (2007). The effect of sound-based intervention on children with sensory processing disorders and visual-motor delays. AJOT, 61(2), 209-215. doi:10.5014/ajot.61.2.209.
• Horn, S. D., & Gassaway, J. (2010). Practice based evidence: incorporating clinical heterogeneity and patient-reported outcomes for comparative effectiveness research. Medical care, 48(6), S17-S22.
• Swisher, A. K. (2010): Practice-Based evidence. Cardiopulmonary Physical Therapy Journal 21.2 4.
Bagaimana mendapatkan program ini ? Klien perlu menjalani rangkaian asesmen sebelum menjalani program ini. Asesmen ini dilakukan oleh tim terapis di Prana Satya Learning Center (PSLC) melalui appointment. Hubungi staf admin kami untuk mendapatkan jadwal booking assessment di admin@pranasatyaindonesia.com atau via Whatsapp +6281905091570
Penulis adalah praktisi Therapeutic Listenings di PSLC, Jakarta Selatan.
Penulis adalah praktisi Therapeutic Listenings di PSLC, Jakarta Selatan.

Video can’t be displayed
This video is not available.