Pentingnya Intervensi Dini pada anak Cerebral Palsy
Seorang Ibu J datang menemui tim terapis kami dan menyampaikan rasa kekhawatirannya terhadap pertumbuhan putrinya yang berusia menjelang 2 tahun. Tahapan tumbuh kembang pada area motorik kasar yang umumnya sudah dapat dilakukan pada usis tersebut antara lain:
- Jalan mandiri walaupun pola jalan masih lebar.
- Mulai berlari pelan.
- Bisa memanjat sofa tanpa bantuan.
- Bisa menarik mainan dibelakang anak saat berjalan.
- Bisa menaiki tangga dengan melangkah satu per satu sambil berpegangan.
- Ada percobaan untuk melompat, namun masih kesulitan dengan koordinasi.
- Bisa menendang bola dengan satu kaki dan menjaga keseimbangan.
- Melempar bola dari atas kepala.
- Bisa jongkok untuk mengambil benda dilantai.
Sebagai orang tua baru, Ibu J melihat kemampuan motorik anaknya berbeda dengan anak-anak lain seusianya. Indikasi yang menunjukkan adanya keterlambatan, antara lain :
- Anak Ibu J belum bisa berjalan dan kemampuan merangkak masih ada pola menyeret kaki.
- Ketika didudukan, anak tersebut belum mampu mempertahankan posisi tubuhnya. Ada kecenderungan jatuh kearah belakang.
- Gerakan berguling masih perlu dibantu karena anak belum menunjukkan inisiasi memutar badannya.
- Otot leher juga terlihat lemah pada saat diposisikan merangkak. Anak kesulitan mempertahankan posisi kepala.
Setelah tim kami melakukan asesmen umum, kami menemukan indikasi keterlambatan tumbuh kembang. Dari tim dokter anak, Ibu J mendapatkan diagnosis anak adalah Cerebral Palsy. Menurut kami, Ibu J telah melakukan yang terbaik untuk sang anak, karena segera melakukan pemeriksaan dan mendapatkan diagnosis untuk selanjutnya menjalankan program intervensi anak.
Metode Dynamic Movement Intervention Saat ini sudah banyak metode intervensi untuk terapi anak yang mengalami gangguan motorik seperti Cerebral Palsy. Metode yang ingin kami bahas kali ini adalah program terapi DMI, singkatan dari Dynamic Movement Intervention.
Metode Dynamic Movement Intervention Saat ini sudah banyak metode intervensi untuk terapi anak yang mengalami gangguan motorik seperti Cerebral Palsy. Metode yang ingin kami bahas kali ini adalah program terapi DMI, singkatan dari Dynamic Movement Intervention.
- Seperti apa program terapi DMI ? DMI menggunakan pendekatan ilmiah yaitu teori neuroplastisitas, teori grup neuron diotak dan teori kematangan tumbuh kembang pada bayi. Neuroplastisitas adalah kemampuan otak untuk beradaptasi dan membentuk koneksi baru.
Seorang fisioterapis yang memiliki sertifikasi DMI, akan melakukan gerakan dan memposisikan anak untuk mengembangkan koneksi saraf baru sehingga terjadi neuroplastisitas. Dalam sesi terapi DMI, terapis melakukan gerakan-gerakan dinamis untuk meningkatkan kemampuan stabilitas postur dan kekuatan otot anak yang diulang beberapa kali agar menjadi gerakan otomatis dan alami bagi anak. Tujuan utama adalah meningkatkan kemampuan gerak fungsional pada anak.
- Apa fokus dari terapi DMI ? Berikut area yang menjadi fokus terapi DMI.
- Kemampuan Motorik Kasar.
- Range of motion/Rentang Gerak.
- Keseimbangan
- Alignment postur tubuh
- Perkembangan bertahap
- Gerakan Fungsional
- Perkembangan Somatosensorik
- Modifikasi Tonus, Refleks Primitif, & Pola Gerak Abnormal.
- Perkembangan anak secara umum dari factor sensorik, kognitif dan lainnya.
- Kondisi apa yang bisa mendapatkan terapi DMI ? Anak-anak yang didiagnosis dengan segala jenis keterlambatan motorik termasuk kondisi seperti :
- Cerebral Palsy.
- Down Syndrome.
- Keterlambatan perkembangan global.
- Hipotonia/kondisi tonus rendah.
- Kondisi kelainan kromosom/kelainan genetic.
- Spina Bifida/Lesi sumsum tulang belakang.
- Cedera otak.
- Anak-anak yang berisiko, seperti mereka yang lahir prematur.
Setelah anak Anda didiagnosis mendapat diagnosis Cerebral Palsy (CP), hal utama yang perlu diketahui adalah intervensi dini. Karena dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk meningkatkan kemampuan mobilitas, kemandirian, dan kualitas hidup mereka. Anak yang memulai terapi sebelum usia 2 tahun sering mencapai kemandirian jauh lebih besar dibandingkan yang menunda. Walaupun tidak ada kata terlambat, namun intervensi dini jelas memberikan efek yang lebih baik. Penelitian menunjukkan Neuroplastisitas (kemampuan otak untuk menyusun ulang dirinya) paling tinggi sebelum usia 5 tahun. Intervensi dini membentuk dan menguatkan jalur saraf baru (new neural pathways) dan membantu otak mengompensasi kerusakan. Penelitian: Studi tahun 2020 di JAMA Pediatrics menemukan bahwa latihan motorik intensif dini (sebelum usia 2 tahun) menghasilkan kemampuan berjalan lebih baik pada anak dengan Cerebral Palsy (Damiano dkk., 2020).
Intervensi dini dapat memanfaatkan periode tumbuh kembang yang penting seperti duduk, merangkak, dan menggenggam mulai muncul.Selain itu, intervensi dini berhubungan dengan kognisi & komunikasi karena perkembangan motorik dan otak sangat terkait erat. Jika anak mendapatkan intervensi dari Fisioterapi, akan membantu meningkatkan fokus, bahasa, dan pemecahan masalah dengan menstimulasi otak secara menyeluruh. Penelitian: Meta-analisis tahun 2021 di Pediatrics menemukan bahwa latihan mobilitas dini menghasilkan skor IQ dan bahasa lebih tinggi pada anak dengan Cerebral Palsy (Sakzewski dkk., 2021).
Apa yang terjadi jika anak tidak mendapatkan intervensi dini. Ternyata bisa memberikan resiko pada anak Cerebral Palsy mengalami :
Intervensi dini dapat memanfaatkan periode tumbuh kembang yang penting seperti duduk, merangkak, dan menggenggam mulai muncul.Selain itu, intervensi dini berhubungan dengan kognisi & komunikasi karena perkembangan motorik dan otak sangat terkait erat. Jika anak mendapatkan intervensi dari Fisioterapi, akan membantu meningkatkan fokus, bahasa, dan pemecahan masalah dengan menstimulasi otak secara menyeluruh. Penelitian: Meta-analisis tahun 2021 di Pediatrics menemukan bahwa latihan mobilitas dini menghasilkan skor IQ dan bahasa lebih tinggi pada anak dengan Cerebral Palsy (Sakzewski dkk., 2021).
Apa yang terjadi jika anak tidak mendapatkan intervensi dini. Ternyata bisa memberikan resiko pada anak Cerebral Palsy mengalami :
- Kontraktur otot (otot mengencang yang membatasi gerakan).
- Kelainan sendi (misalnya, dislokasi pinggul).
- Nyeri dan keterbatasan mobilitas di kemudian hari.
- Penelitian: Studi tahun 2019 di Developmental Medicine & Child Neurology menunjukkan bahwa peregangan dan penempatan posisi dini mengurangi pergeseran pinggul hingga 50% pada Cerebral Palsy berat (Hägglund dkk., 2019).
Bagaimana mendapatkan program terapi DMI untuk kondisi anak Cerebral Palsy ? Setiap program yang kami berikan bersifat customized, artinya program akan disesuai dengan kebutuhan anak. Oleh karena itu, kami membutuhkan melakukan Asesmen Umum pada calon klien yang dilakukan oleh tim terapis kami. Setelah melakukan rangkaian asesmen, tim kami akan memberikan laporan tertulis kepada orang tua termasuk rangkaian program yang telah kami susun untuk 6 bulan kedepan. Hal terpenting lainnya tentu saja kerjasama dengan orang tua dan caregiver agar program anak menjadi optimal.
Jika Anda ingin mendapatkan program terapi DMI untuk putra/putri Anda, silahkan menghubungi kami melalui info dibawah ini.
Prana Satya Learning CenterE-mail : admin@pranasatyaindonesia.comWhatsapp : +6281905091570
Jika Anda ingin mendapatkan program terapi DMI untuk putra/putri Anda, silahkan menghubungi kami melalui info dibawah ini.
Prana Satya Learning CenterE-mail : admin@pranasatyaindonesia.comWhatsapp : +6281905091570
Jika anda ingin mendapatkan info seminar dan workshop kami melalui newsletter, bisa isi nama dan email anda di kolom ini.