Seberapa pentingkah Cross Midline Movement bagi kemampuan belajar anak?
Setiap manusia memiliki 3 garis tengah yang membagi tubuh sama besar, yaitu : bidang sagittal (membagi tubuh menjadi kanan dan kiri), bidang frontal (membagi tubuh menjadi depan dan belakang), dan bidang transverse (membagi tubuh menjadi atas dan bawah). Gerakan manusia sehari-harinya sangat kompleks sehingga tidak mungkin hanya bergerak dalam satu bidang, misalnya saat kita mengambil gelas diatas meja lalu membalik badan untuk mengambil air, kita telah bergerak pada bidang sagital saat mengayunkan tangan ke depan lalu mengambil gelas, dan bergerak di bidang transverse saat membalik badan. Gerakan – gerakan ini juga biasa dikenal dengan cross body midline movement atau gerakan melewati garis tengah tubuh.
Gambar Bidang Gerak pada Tubuh Manusia
Sumber : https://shoulderjointinfo.weebly.com/plane-of-motion--axis-of-rotation.html
Saat kita melakukan gerakan cross midline, yaitu gerakan terkoordinasi menuju sisi lain tubuh seperti menggerakkan tangan kanan menyentuh kaki kiri, gerakan ini dapat dilakukan jika terjadi pertukaran informasi antara otak sisi kanan dan kiri melalui corpus callosum. Corpus callosum adalah kumpulan serabut saraf yang memungkinkan terjadinya komunikasi (hubungan) antara otak kanan dan kiri. Corpus callosum berperan sebagai jembatan antara otak kiri dan kanan.
Penglihatan dan pengenalan huruf yang benar dapat terjadi bila otak kanan dan kiri bekerja bersama dengan baik. Otak bagian kanan menerima semua informasi yang ada pada lapang pandang mata kiri dan otak bagian kiri menerima semua informasi dari lapang pandang mata kanan lalu di proses di otak menjadi suatu gambar yang utuh. Sangat dibutuhkan kemampuan pertukaran informasi dari otak kanan dan otak kiri yang optimal untuk menjadikan anak mampu mengenali apa yang dilihatnya. Tentunya hal ini akan berkaitan erat dengan kemampuan anak dalam membaca dan menulis, jika kedua bagian otak tidak bekerja dengan optimal maka anak akan kesulitan mengenal huruf yang dilihatnya sehingga membaca dan menuliskannya pun akan menjadi suatu tantangan bagi anak.
Seperti yang kita lihat pada Pyramid of Learning dibawah ini, banyak kemampuan yang harus dimatangkan dan dioptimalkan agar anak dapat mencapai kemampuan di puncak piramid dengan baik, yaitu kemampuan Academic Learning. Bagaimana kemampuan otak kanan dan kiri anak dalam melakukan pertukaran informasi masuk dalam komponen Awareness of Two Sides of Body, jika kesadaran anak terhadap kedua sisi tubuhnya baik maka anak akan mampu melakukan Cross-Midline Movement dengan baik, kemudian bisa kita simpulkan bahwa kemampuan pertukaran informasi dari otak kanan dan kiri anak sudah berkembang dengan baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Serrien, D. J (2020) yang menyatakan bahwa sinkronisasi dari kemampuan crossing midline dan koordinasi kedua sisi tubuh akan mempengaruhi kemampuan pemahaman ruang dan interaksi anak terhadap lingkungan.
Gambar Pyramid of Learning
Sumber : Williams & Shellenberger (1996)
Gerakan Crossing Midline juga mempengaruhi kemampuan Ocular Motor Control anak, yaitu bagaimana anak mampu menggerakan matanya ke kanan dan kiri mengikuti objek atau fokus pada perpindahan objek tanpa melakukan gerakan kepala yang berlebihan. Kemampuan Ocular Motor Control ini penting untuk mendukung keberhasilan anak dalam membaca dan menulis, karna saat membaca dan menulis mata anak dituntut untuk bisa mengikuti tulisan dari kiri ke kanan dengan berbagai kecepatan tanpa kehilangan baris bacaan yang sedang dibaca.Tentunya semua orang tua ingin memaksimalkan tumbuh kembang anaknya terutama dalam kemampuan belajar di Sekolah. Penelitian di USA pada anak usia sekolah menyebutkan bahwa dengan melakukan gerakan koordinasi bilateral secara singkat namun rutin dilakukan akan meningkatkan atensi dan konsentrasi anak. Salah satu gerakan koordinasi bilateral yang dilakukan dalam penelitian tersebut adalah melakukan gerakan pola infinity dengan kedua tangan bergerak ke arah yang sama (kedua tangan bergerak ke arah kiri atau kanan bersamaan), berganti arah (setelah kedua tangan bergerak bersamaan ke kiri, ganti arah jadi ke kanan), dan kedua tangan bergerak ke arah yang berlawanan (tangan kanan bergerak ke arah kanan dan tangan kiri bergerak ke arah kiri) (Harris, H.B, 2017). Penelitian lain menyebutkan bahwa dengan menambahkan latihan crossing midline (koordinasi bilateral) dalam olahraga basket dan sepak bola pada anak kelas 4 SD, terjadi peningkatan pada kemampuan manipulasi, yaitu kemampuan memanipulasi bola sepak dan kemampuan dribble, melempar, dan menangkap bola basket dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan latihan crossing midline (koordinasi bilateral) (Chen, 2021).
Aktivitas sederhana lain yang dapat dilakukan adalah merangkak. Saat merangkak terjadi gerakan tangan dan kaki yang berlawanan secara bergantian serta berkelanjutan sehingga di otak terus terjadi komunikasi antara otak bagian kanan dan kiri. Akan sangat baik jika aktivitas merangkak ini ditambahkan dengan aktivitas lainnya seperti memindahkan objek atau merangkak bersama ibu untuk meningkatkan bonding (kedekatan) antara orang tua dan anak. Karena dengan aktivitas bermain yang menyenangkan anak akan dengan cepat dan mudah memproses informasi yang diberikan oleh orang tua.Berikut adalah contoh cross midline movement yang kami lakukan di center :
Aktivitas bermain tepuk tangan sambil bernyanyi adalah aktivitas cross midline sederhana yang bisa dilakukan di rumah. Pada aktivitas ini short term memory anak akan berkembang karena mereka harus mengingat gerakan tepuk apa saja yang harus dilakukan dan bagaimana urutannya, pemahaman anak tentang tempo gerakan juga bisa dioptimalkan dengan aktivitas ini.
Modifikasi aktivitas lainnya adalah dengan melempar sandbag ke keranjang, tapi dengan pola cross midline, tangan kanan melempar ke keranjang di sisi kiri lalu tangan kiri melempar sandbag ke keranjang di sisi kanan.
Pola Infinity selain bisa dilakukan dengan tangan, bisa juga dilakukan dengan kaki yaitu Infinity Walk seperti yang biasa kami lakukan di center. Anak diminta berjalan dengan pola infinity namun pandangan tetap mengarah ke depan tengah. Aktifitas ini juga bertujuan untuk mengoptimalkan kemampuan Ocular Motion Control anak yang sangat berperan pada kemampuan membaca dan menulis. Biasanya anak akan diminta membaca tulisan yang dipegang oleh terapis sambil melakukan Infinity Walk.
Cross Midline Movement terjadi saat kita memindahkan sandbag dari tangan kanan ke kiri atau sebaliknya, dan juga saat menerima sandbag dari tangan teman pada sisi yang berlawanan. Modifikasi aktivitas ini bisa berbagai macam disesuaikan dengan kondisi anak. Video cara bermainnya bisa dilihat dibawah ini :

Video can’t be displayed
This video is not available.
Penulis adalah Fisioterapis Anak di PSLC
Sumber:
- Serrien, D. J. O’Regan, L. 2020. The Development of Motor Planning Strategies in Children. European Journal of Developmental Psychology : University of Nottingham- Ludlow, A. 2020. Midline Movement: The Positive Effects on Student Behavior in a Kindergarten Classroom. Dominican Scholar : Dominic University of California- Harris, H.B, et. al. 2017. Impact of Coordinated-Bilateral Physical Activities on Attention and Concentration in School-Aged Children. BioMed Research International : USA- Chen, J, et. al. 2021. Impact of Bilateral-coordinated Movement on Manipulative Score Competency in School Aged Children. Research Square