Stimulasi dan Latihan Dasar Gerak Dasar Pada Cerebral Palsy
Bagian 2 : Tema: Untuk anak dengan kemampuan saat ini duduk, berdiri dan berjalan
Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention), Cerebral artinya berhubungan dengan otak. Palsy artinya lemah atau bermasalah dengan penggunaan otot. Cerebral palsy (CP) adalah sekelompok gangguan yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk bergerak dan menjaga keseimbangan serta postur tubuh. Cerebral Palsy adalah disabilitas motorik paling umum di masa kanak-kanak. Cerebral Palsy disebabkan oleh perkembangan otak yang tidak normal atau kerusakan pada perkembangan otak yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengontrol ototnya.
Cerebral Palsy bisa diklasifikasikan berdasarkan area kerusakan di otak, yaitu :1. Spastik : kerusakan berada di korteks cerebri. Terjadi peningkatan konstan pada tonus otot (ketegangan otot). Pola yang biasanya terjadi adalah lengan adduksi (mendekat ke tubuh), siku dan pergelangan tangan menekuk, pergelangan tangan pronasi (berputar ke dalam), jari fleksi (menekuk ke dalam) dengan jempol melintang di telapak tangan. Tungkai adduksi, panggul dan lutut flexi, pergelangan kaki plantar-flexi (lurus seperti jinjit) dengan telapak kaki berputar ke dalam.
Gambar diatas adalah homolocus, yaitu pemetaan organ tubuh kita di otak. Sehingga dapat dilihat bagaimana kerusakan otak di bagian tertentu dapat mempengaruhi gerakan atau ketegangan otot (tonus otot) dari organ yang diaturnya.
2. Dyskinetic : kerusakan berada di basal ganglia. Anak akan mengalami fluktuasi tonus otot, otot mereka bisa terlalu kaku (tonus otot tinggi) atau lemas (tonus otot rendah). Terdapat kesulitan dalam mengontrol gerakan sehingga terjadi involuntary movement (gerakan tidak disadari) sehingga saat mereka menggerakkan lengan, kaki, wajah, dan bagian tubuh lainnya dilakukan dengan cara yang tidak terduga atau tidak efektif.
3. Ataxic : Kerusakan berada di cerebellum (otak kecil). Anak akan mengalami masalah pada keseimbangan, postur tubuh yang buruk, dan kehilangan koordinasi gerak. Gerakannya tampak kikuk, tidak tepat, atau tidak stabil.
Tidak hanya masalah pada motorik kasar atau gangguan gerak dan fungsi anggota tubuh, anak dengan cerebral palsy juga memiliki masalah penyerta antara lain, seperti :1. Deformitas (kelainan)2. Perubahan posisi sendi (dislokasi/subluksasi)3. Gangguan pernapasan4. Gangguan pencernaan5. Gangguan penglihatan6. Gangguan pendengaran7. Intellectual disability8. Masalah sensori
Karena berbagai masalah yang ada pada anak cerebral palsy, penanganannya juga harus menyeluruh. Kami, Fisioterapi bergerak pada mengoptimalkan gerak dan fungsi tubuh pada anak cerebral palsy sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Kami akan mengobservasi secara individual kemampuan saat ini dan selanjutnya kemampuan apa yang bisa ditingkatkan dalam jangka waktu pendek dan panjang. Serta merinci stimulasi apa saja yang dibutuhkan anak cerebral palsy untuk mencapai tujuan tersebut. Anak cerebral palsy juga membutuhkan dokter anak, dokter spesialis, terapi wicara, terapi okupasi, ahli gizi, psikolog, guru, dan pekerja sosial serta tenaga spesialis lainnya sesuai dengan kebutuhan anak.
Pada masa pandemi ini semua aktivitas masyarakat terbatas, begitu pun dengan intervensi pada anak dengan cerebral palsy. Mereka yang setiap hari harus selalu diberikan stimulasi yang tepat, datang ke klinik tumbuh kembang anak dan bertemu dengan terapis lalu dilatih sesuai dengan kemampuan dan masalah yang ada pada dirinya, namun kini harus menghentikan latihan dengan terapis lalu berganti menjadi latihan dengan orang tua di rumah. Tentunya hal ini butuh penyesuaian dari anak maupun orang tua. Sebelum memberikan latihan pada anak dengan cerebral palsy, orang tua harus memperhatikan hal – hal berikut :1. Tempat latihan anak nyaman dan minim dari gangguan.2. Selalu beritahu anak apa yang akan ibu lakukan padanya. Gerakan apa dan ke arah mana ibu akan melakukan gerakan tersebut.3. Pegangan yang diberikan ibu harus tegas (memegang tubuh anak dengan seluruh telapak tangan dan jari, tidak hanya jari saja) dengan kekuatan secukupnya (tidak terlalu lembut namun juga jangan terlalu keras dan menyakiti anak).
Pada anak dengan kemampuan duduk stabil, anak sudah harus mampu ke duduk mandiri sebelum lanjut ke kemampuan berikutnya yaitu berdiri stabil. Karena pada kemampuan ke duduk mandiri akan mematangkan kemampuan hand support (menumpu pada telapak tangan) anak, kemampuan ini dibutuhkan anak dalam berdiri stabil untuk protective reaction (reaksi melindungi diri) dengan cara memegang benda di sekitarnya. Setelah berdiri stabil anak akan mempelajari kemampuan ke berdiri mandiri dan selanjutnya kemampuan berjalan. Kemampuan – kemampuan ini harus dilalui secara bertahap. Karena kematangan kemampuan di tahapan perkembangan sebelumnya akan mempengaruhi tahapan perkembangan berikutnya. Tentunya orang tua ingin agar anak dapat bergerak dengan gerakan yang efisien sehingga usaha yang dikeluarkan sedikit dan tidak cepat Lelah sehingga anak akan lebih mampu melakukan gerakan fungsional lainnya.
Banyak komponen yang harus disiapkan atau dilatih sehingga anak dapat melalui satu tahapan perkembangan dengan baik. Misalnya untuk dapat berdiri stabil anak membutuhkan integrasi dari sensori visual, vestibular, dan propriosepsi, kontrol leher yang baik, kontrol punggung yang baik, kekuatan otot penopang tubuh yang optimal, kekuatan kedua tungkai yang optimal, tumpuan berat badan di kedua kaki, dan kemampuan reaksi proteksi yang baik. Kemampuan – kemampuan ini bisa didapatkan dengan cara penguatan otot penopang tubuh, stimulasi sensori, dan stimulasi pola gerak menuju kemampuan berdiri stabil yang baik.
Tentunya banyak latihan yang dapat dilakukan di rumah oleh orang tua untuk menjaga kemampuan anak yang sudah ada saat ini ataupun mengembangkan kemampuannya menuju tahapan perkembangan berikutnya. Latihan dan bagaimana cara pegangannya bisa ditanyakan ke terapis anak anda atau dengan teletherapy di Prana Satya Learning Center (PSLC).Pada masa pandemi ini kami menyediakan pelayanan teletherapy untuk anak dengan cerebral palsy. Terapis akan memberikan program tertulis mengenai apa saja latihan yang akan dilakukan. Lalu keesokan harinya terapis, dan anak serta orang tua akan bertemu melalui video call kemudian terapis akan membimbing orang tua untuk melakukan latihan pada anak cerebral palsy dengan tepat sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak.