Terapi Musik untuk anak kondisi autisme
Pada tahapan tumbuh kembang anak, sistim sensori memiliki peran yang sangat penting . Mengacu pada Pyramid of Learning dari Williams & Shellenberger, sistim Sensori adalah bagian kedua setelah Central Nervous Systems, tahap ketiga adalah Sensory Motor Development, kemudian dilanjutkan dengan Perceptual Motor Development, dan paling atas piramida adalah Cognition Intellect. Bagian dari sistim sensori yaitu, tactile, olfactory, gustatory, visual, auditory, vestibular, proprioception dan interoception.
Dr. A. Jean Ayres, Ph.D, seorang pionir terapi okupasi, psikolog dan neuroscientist yang mengembangkan teori sensori integrasi mengatakan definisi dari Sensori Integrasi adalah " the neurological process that organizes sensation from one's own body and from the environment and makes it possible to use the body effectively within the environment" (p.11, 1972). Dengan kata lain, seseorang menerima informasi dari sensasi yang diterima dan mampu mengorganisasikan input-input tersebut untuk memberi respons yang sesuai. Bagaimana jika seseorang tidak merespons sesuai dengan input-input sensori yang diterima? Kondisi itu yang disebut dengan gangguan pada sensori integrasi atau sensory integration challenges. Kondisi ini akan berpengaruh pada aspek gerak/motor, emosi dan perilaku. Pada anak-anak, kondisi ini dapat mempengaruhi proses belajar. Masih ingat dengan Pyramid of Learning ? Setiap tahapan akan dipengaruhi oleh tahap sebelumnya.
Seseorang yang memiliki gangguan pada area sensori seringkali juga memiliki gangguan di area sistim sensori Auditory. Anak-anak yang kesulitan menyimak saat guru mengajar atau percakapan seringkali dianggap tidak "fokus" padahal bisa saja sistim auditory mereka dalam kondisi auditory defensive/ over sensitive. Perilaku yang seringkali terlihat antara lain anak menutup telinga saat mendengar suara blender/vakum/pengering rambut, tidak suka di tempat keramaian yang berisik. Untuk membantu anak-anak dalam kondisi seperti itu dibutuhkan intervensi yang berupa aktivitas yang melibatkan ke-8 sensori tersebut atau kita sebut dengan multisensori.
Therapeutic ListeningSalah satu intervensi yang bisa digunakan adalah Therapeutic Listening (TL). Therapeutic Listening adalah sebuah program intervensi yang menggunakan musik dengan ritme khusus dan memberikan efek ke sistim syaraf . Tujuan dari TL antara lain membantu klien untuk meningkatkan penyelarasan terhadap badan, pikiran dan ruang sehingga bisa lebih atensi dan aktif menyimak input suara sekitar. Musik yang dirancang khusus ini didengarkan dengan menggunakan headphone khusus yang disebut noise cancelled Headphone. Dimana headphone ini membloking suara tapi masih bisa mendengarkan suara fokus dari luar.
Manfaat Therapeutic ListeningBerdasarkan studi, sistim sensori auditori berhubungan erat dengan sistim sensori vestibular, visual dan propriosepsi. Oleh karena itu, Therapeutic Listening dirancang untuk membantu area :
• Atensi & Fokus.• Visual Motor• Kontrol Postur. • Regulasi diri.• Kemampuan sosialisasi• Koordinasi bilateral. • Motorik halus. • Oral motor skills dan komunikasi.
Siapa saja yang dapat menjalani program Therapeutic ListeningKondisi apa yang dapat dibantu dengan Therapeutic Listening : • Autism Spectrum Disorder.• Sensory Processing Disorder : individu yang emiliki respons yang tidak biasa terhadap stimuli sensory suara, sentuhan, rasa dan sakit.• Cerebral Palsy• Kesulitan berinteraksi dengan teman sebaya dan memiliki keterbatasan dalam bermain. • Kesulitan dengan transisi aktivitas atau perubahan pada rutinitas. • Kesulitan berkomunikasi baik verbal atau non-verbal. • Memiliki kesulitan dengan tidur, makan, atau BAK/BAB. • Kesulitan mengikuti instruksi. • Memiliki kendala dalam orientasi ruang. • Kesulitan kemampuan motorik baik dalam timing atau sequencing/urutan.
Seperti apa program Therapeutic Listening ?• Setiap klien akan menjalani rangkaian asesmen sebelum menjalani program Therapeutic Listening. • Dari hasil asesmen akan ditentukan pilihan lagu sesuai kebutuhan. • Program dilakukan dengan one-on-one dalam sesi terapi.• Durasi terapi sekitar 50 menit/sesi
Hubungi staf admin kami untuk mendapatkan membuat perjanjian asesmen dan info lainnya.
Penulis adalah terapis Therapeutic Listening di PSLC