• Home
  • Program & Pelatihan
    • Info Program
    • Info Pelatihan
  • Info Dokter
  • Blog
  • Kids Yoga Jakarta
Hubungi Kami

Pendekatan Okupasi Terapi Dalam Penanganan Kondisi Cerebral Palsy

Pagi ini, W, klien berusia 9 tahun, datang bersama sang Ibu untuk melakukan serangkaian program terapi di center kami. W datang dengan didorong kursi roda oleh Ibunya. W dikenal sangat ramah dan banyak senyum, setiap datang selalu menyapa satu per satu staf di center. W adalah salah satu klien dengan kondisi Cerebral Palsy Athetoid. Kondisi tersebut menyebabkan W kesulitan untuk mengontrol gerakan tubuh terutama bagian lengan dan kaki. W juga mengalami tantangan dalam menstabilkan tubuhnya saat berlutut, berdiri, berjalan, dan menggerakan tangan. W sendiri sudah mampu merangkak, berlutut, dan berdiri tanpa berpegangan selama kurang lebih 50 detik, kognisinya baik, dan dapat berkomunikasi 2 arah walaupun dia masih ada kesulitan berbicara.
Kondisi cerebral palsy (CP) adalah gangguan di otak yang akan mempengaruhi gerakan, tonus otot, dan postur. Kondisi CP perlu ditangani dengan segera dan tepat, karena jika tidak ditangani dengan benar kondisi tubuh akan memburuk dan muncul deformitas atau perubahan bentuk pada sendi.
Ada beberapa jenis CP tergantung pada area otak mana yang terpengaruh, yaitu :
  • Spastik (otot kaku) pada bagian tubuh yang terkena dibagi menjadi hemiplegia/satu sisi tubuh.
  • Diplegia/anggota gerak atas atau bawah.
  • Quadriplegi/empat anggota gerak, gerakan yang tidak terkendali/diskinetik (athetoid, choreoathetoid, dan dystonic), keseimbangan dan koordinasi yang kurang baik/ataxia.
  • CP campuran.

Karena CP berkaitan erat dengan kondisi fisik sehingga dalam penanganannya diperlukan beberapa terapi, seperti fisioterapi, okupasi terapi, dan terapi wicara. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan ada kondisi penyerta selain fisik, seperti ADHD (Attention Deficit Hiperactive Disorder), ID (Intelectual Disability), Autism.
Okupasi terapi adalah terapi yang membantu individu-individu berbagai golongan, dari bayi hingga lansia, yang memiliki gangguan fisik, sensorik, kognitif, mental, atau sosial agar dapat berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari mereka, seperti aktivitas sehari-hari, bermain, bekerja, sekolah, dan pemanfaatan waktu luang. OT dapat membantu individu-individu untuk meningkatkan keterampilan kognitif, fisik, sensorik, dan motorik halus, seperti menggenggam, mengambil, melepas, memasang, menulis, menggunting, mewarnai, melukis, dan sebagainya) serta meningkatkan rasa percaya diri dalam aktivitas bermain, sekolah, dan bekerja. Proses terapi okupasi pada anak biasanya dilakukan sambil bermain. Akan tetapi, untuk kemandirian/skill bekerja dilakukan secara langsung.
Pada kondisi Cerebral Palsy, profesi OT berperan untuk membantu penguluran otot, masalah sensori, integrasi refleks primitif, kontrol gerak tubuh, perencanaan gerak, motorik halus, kemandirian dalam aktivitas sehari-hari, bermain, sekolah, bekerja dan pemanfaatan waktu luang sesuai bakat, minat, dan kemampuannya.
Saat kami menjalankan program terapi pada klien di center, tentunya kami melakukan pendekatan yang sesuai dengan tumbuh kembang klien. Hal terpenting adalah kami menggunakan pendekatan terapi dengan bermain, karena anak membutuhkan waktu untuk beradaptasi, termasuk membangun rasa kepercayaan pada terapis. Oleh karena itu program terapi perlu dilakukan dengan perhatian ekstra. Pada saat itu kami bisa bercerita, bernyanyi, atau bercanda agar si anak nyaman dan siap untuk proses terapi.
Selanjutnya, kami memberikan penguluran setiap anggota gerak. Gerakan penguluran yang bisa dilakukan di klilnik maupun di rumah yaitu meluruskan anggota gerak secara perlahan jika kondisi anak selalu menekuk. Sedangkan apabila kondisi anak selalu lurus, kita bisa memberikan penguluran berupa gerakan menekuk pelan-pelan. Sendi yang tidak kalah penting untuk diberikan penguluran yaitu leher, punggung, dan panggul. Penguluran bisa dilakukan pasif (terapis/orang tua yang menggerakkan) atau aktif (anak yang bergerak). Gerakan penguluran ini bertujuan agar otot anak tidak kaku/lebih rileks sehingga anak lebih mudah menggerakkan tubuhnya dan mencegah terjadinya deformitas (perubahan bentuk sendi).
Setelah penguluran dilakukan, selanjutnya kami memfokuskan pada postur anak, area mana yang perlu mendapat perhatian khusus. Misalnya jika otot penopang tubuh perlu mendapatkan perhatian kami akan memperhatikan bagaimana pola napas klien, juga bagaimana menstabilkan posisi postur tubuh klien. Apakah perlu mendapat support lain misalnya menggunakan bantal atau kursi khusus seperti kursi Bobath agar alignment tubuh lebih baik. Setelah itu kami baru menentukan latihan apa yang bisa diberikan. Setiap penanganan klien, kami bekerjasama dengan fisioterapis sehingga kegiatan antara fisioterapis dan terapis okupasi saling menunjang. Program kami untuk W antara lain, mengajarkan pola komunikasi dengan menggunakan visual support, kemampuan aktifitas tangan untuk fungsional sehari-hari juga aktifitas untuk sensori integrasi. Selain itu kami juga mengenalkan sosial-emosional pada klien. Misalnya mengenalkan jenis-jenis emosi yang dialami setiap orang. Untuk mempermudah mengenalkan emosi, kami menggunakan 4 warna, mulai dari biru, hijau, kuning dan merah. (Lihat The Zones of Regulations http://www.zonesofregulation.com/index.html)
Untuk menambah motivasi klien, kami memberikan reward berupa hal-hal positif yang sesuai dengan perkembangan anak (hindari reward berupa makanan/mainan), Berhubung anak tersebut aktif dan senang bertanya/tebak-tebakan jadi saya memberikan reward untuk memberikan anak bertanya setelah menyelesaikan 1-3 bolak-balik aktivitas. Sebagai contohnya, “Nanti kalau kamu bisa pasang peg 2, baru boleh tanya/baru saya jawab pertanyaanmu,ya?” Setelah klien menyelesaikan semua aktivitas yang telah direncanakan, tidak lupa kami memberikan semacam reward dalam bentuk “High Five!”, senyuman, pujian apabila klien dapat menyelesaikan dengan baik. Apabila dirasa performance anak masih kurang, bisa memberikan semangat lebih kepada anak dengan memberikan kalimat motivasi seperti “Ya, memang hal tersebut sulit dilakukan, tapi kami yakin kamu bisa berusaha”.
Dengan adanya penanganan yang tepat dan sesuai kebutuhan anak dengan Cerebral Palsy, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup anak-anak CP. Perlu diingat untuk memberikan terapi yang sesuai dengan tumbuh kembang anak dan evidence-based program. Karena kematangan satu tahap perkembangan sangat penting untuk fondasi tahap perkembangan berikutnya. Saran kami bagi orang tua yang memiliki anak dengan Cerebral Palsy, penting untuk mencari informasi sebanyak mungkin untuk memberikan yang terbaik agar anak mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat. Saat ini sudah banyak celebrities dengan kondisi Cerebral Palsy seperti, aktor RJ. Mitte (USA), komedian Maysoon Zayid (USA), penulis Jhamak Ghimere (Nepal), Bonner Paddock atlit asal Amerika dengan CP yang pertama kali mencapai puncak Kilimanjaro di tahun 2008. Jika Anda membutuhkan informasi lengkap mengenai penanganan anak dengan Cerebral Palsy, hubungi kami di terapipediasuit@gmail.com Kunjungi situs youtube kami di : https://www.youtube.com/channel/UCYrEJHZhiEigQvxGChKgIPA?view_as=subscriber

Video can’t be displayed

This video is not available.

KEMBALI
Contacts
0819 0509 1570
021 780 48 22
0819 0509 1570
terapipediasuit@gmail.com
Jam Operasional
Senin-Jumat : 09.00 WIB - 17.00 WIB
Follow Us
Hubungi Kami

We use cookies to enable essential functionality on our website, and analyze website traffic. By clicking Accept you consent to our use of cookies. Read about how we use cookies.

Your Cookie Settings

We use cookies to enable essential functionality on our website, and analyze website traffic. Read about how we use cookies.

Cookie Categories
Essential

These cookies are strictly necessary to provide you with services available through our websites. You cannot refuse these cookies without impacting how our websites function. You can block or delete them by changing your browser settings, as described under the heading "Managing cookies" in the Privacy and Cookies Policy.

Analytics

These cookies collect information that is used in aggregate form to help us understand how our websites are being used or how effective our marketing campaigns are.